Tingkatan seorang muslim

Seorang Muslim hendaknya berilmu sebelum mengamalkan apa yang ia ketahui, kemudian mendakwahkannya

Keutamaan Shalat Isroq

Setiap muslim tentunya menginginkan pahala yang besar dari setiap ibadahnya, salah satunya shalat isroq yang dilalaikan pada saat ini

Tips menghafal Al Qur'an bagi orang sibuk

Kurangnya pengetahuan kita mengenai manajemen waktu membuat kita belepotan dalam menghafal.

Bunga Yang Istimewa Hanya untuk Yang Istimewa

Allah telah menjamin bagi orang-orang yang selalu memperbaiki diri, dengan pasangan yang memperbaiki diri. begitu juga yang Istimewa sebagaimana diibaratkan cermin

Tips Menjemput Jodoh

Jodoh adalah persoalan yang sensitif bagi ereka yang merasa berumur, mari mempersiapkan diri

Minggu, 28 Juni 2015

Hidrolisis

Konsep Hidrolisis Garam

Pencampuran larutan asam dengan larutan basa akan menghasilkan garam dan air. Namun demikian, garam dapat bersifat asam, basa maupun netral. Sifat garam bergantung pada jenis komponen asam dan basanya. Garam dapat terbentuk dari asam kuat dengan basa kuat, asam lemah dengan basa kuat, asam kuat dengan basa lemah, atau asam lemah dengan basa lemah. Jadi, sifat asam basa suatu garam dapat ditentukan dari kekuatan asam dan basa penyusunnya. Sifat keasaman atau kebasaan garam ini disebabkan oleh sebagian garam yang larut bereaksi dengan air. Proses larutnya sebagian garam bereaksi dengan air ini disebut hidrolisis (hidro yang berarti air dan lisis yang berarti peruraian).
1. Garam dari Asam Kuat dengan Basa Kuat
Asam kuat dan basa kuat bereaksi membentuk garam dan air. Kation dan anion garam berasal dari elektrolit kuat yang tidak terhidrolisis, sehingga larutan ini bersifat netral, pH larutan ini sama dengan 7.
Contoh
Larutan KCl berasal dari basa kuat KOH terionisasi sempurna membentuk kation dan anionnya. KOH terionisasi menjadi H + dan Cl -. Masing-masing ion tidak bereaksi dengan air, reaksinya dapat ditulis sebagai berikut.
KCl (aq)  K + (aq) + Cl - (aq)
K + (aq) + H 2 O (l) 
Cl - (aq) + H 2 O (l)  
2. Garam dari Asam Kuat dengan Basa Lemah
Garam yang terbentuk dari asam kuat dengan basa lemah mengalami hidrolisis sebagian (parsial) dalam air. Garam ini mengandung kation asam yang mengalami hidrolisis. Larutan garam ini bersifat asam, pH <7 .="" o:p="">
Contoh
Amonium klorida (NH 4 Cl) merupakan garam yang terbentuk dari asam kuat, HCl dalam basa lemah NH 3 . HCl akan terionisasi sempurna menjadi H + dan Cl - sedangkan NH 3 dalam larutannya akan terionisasi sebagian membentuk NH 4 + dan OH - . Anion Cl - berasal dari asam kuat tidak dapat terhidrolisis, sedangkan kation NH 4 +berasal dari basa lemah dapat terhidrolisis.
NH 4 Cl (aq)  NH 4 + (aq) + Cl - (aq)
Cl - (aq) + H 2 O (l) 
NH 4 + (aq) + H 2 O (l)  NH 3 (aq) + H 3 O + (aq)
Reaksi hidrolisis dari amonium (NH 4 + ) merupakan reaksi kesetimbangan. Reaksi ini menghasilkan ion oksonium (H 3 O + ) yang bersifat asam (pH<7 ditulis:="" o:p="" reaksi="" secara="" umum="">
BH + + H 2 O  B + H 3 O +

3. Garam dari Asam Lemah dengan Basa Kuat
Garam yang terbentuk dari asam lemah dengan basa kuat mengalami hidrolisis parsial dalam air. Garam ini mengandung anion basa yang mengalami hidrolisis. Larutan garam ini bersifat basa (pH > 7).
Contoh
Natrium asetat (CH 3 COONa) terbentuk dari asam lemah CH 3 COOH dan basa kuat NaOH. CH 3 COOH akan terionisasi sebagian membentuk CH 3 COO - dan Na + . Anion CH 3 COO - berasal dari asam lemah yang dapat terhidrolisis, sedangkan kation Na + berasal dari basa kuat yang tidak dapat terhidrolisis.
CH 3 COONa (aq)  CH 3 COO - (aq) + Na + (aq)
Na + (aq) + H 2 O (l) 
CH 3 COO - (aq) + H 2 O (l)  CH 3 COOH (aq) + OH - (aq)
Reaksi hidrolisis asetat (CH 3 COO ‑ ) merupakan reaksi kesetimbangannya. Reaksi ini menghasilkan ion OH ‑ yang bersifat basa (pH > 7). Secara umum reaksinya ditulis:
A - + H 2 O  HA + OH -
4. Garam dari Asam Lemah dengan Basa Lemah
Asam lemah dengan basa lemah dapat membentuk garam yang terhidrolisis total (sempurna) dalam air. Baik kation maupun anion dapat terhidrolisis dalam air. Larutan garam ini dapat bersifat asam, basa, maupun netral. Hal ini bergantung dari perbandingan kekuatan kation terhadap anion dalam reaksi dengan air.
Contoh
Suatu asam lemah HCN dicampur dengan basa lemah, NH 3 akan terbentuk garam NH 4 CN. HCN terionisasi sebagian dalam air membentuk H + dan CN - sedangkan NH 3 dalam air terionisasi sebagian membentuk NH4+ dan OH-. Anion basa CN - dan kation asam NH 4 + dapat terhidrolisis di dalam air.
NH 4 CN (aq)  NH 4 + (aq) + CN - (aq)
NH 4 + (aq) + H 2 O  NH 3(aq) + H 3 O (aq) +
CN - (aq) + H 2 O (e)  HCN (aq) + OH - (aq)
Sifat larutan bergantung pada kekuatan relatif asam dan basa penyusunnya (Ka dan Kb)
Jika Ka < Kb (asam lebih lemah dari pada basa) maka anion akan terhidrolisis lebih banyak dan larutan bersifat basa.
jika Ka > Kb (asam lebih kuat dari pada basa) maka kation akan terhidrolisis lebih banyak dalam larutan bersifat asam.
Jika Ka = Kb (asam sama lemahnya dengan basa) maka larutan bersifat netral.





RPP Hidrolisis Garam

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah             : SMA Negeri 2 Yogyakarta
Mata Pelajaran             : Kimia
Kelas/Semester            : XI /Dua         
Materi pokok               : Larutan Penyangga
Alokasi Waktu             : 1 x 2 JP
 


A.     Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2:  Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalamberinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasankemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat danminatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak  terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
B.     Kompetensi dasar
Kompetensi dasar dari KI 3
3.13. Mempelajari pengertian dan sifat serta prinsip kerja dari larutan penyangga.

Indikator
1.      Mengetahui  pengertian larutan penyangga dari hasil percobaan
2.      Mengetahui sifat larutan penyangga dari hasil percobaan
3.      Mengetahui prinsip kerja larutan penyangga
4.      Mengetahui komponen penyusun dari larutan penyangga

Kompetensi dasar dari KI 4                                                                                         
4.13Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan untuk menentukan sifat larutan penyangga.


Indikator
1.      Terampil dalam menggunakan alat dalam penentuan sifat larutan penyangga

C.     Tujuan
Setelah mempelajari materi ini maka siswa diharapkan mampu:
1.      Mengetahui  pengertian larutan penyangga dari hasil percobaan
2.      Mengetahui sifat larutan penyangga dari percobaan
3.      Mengetahui prinsip kerja larutan penyangga
4.      Mengetahui komponen penyusun dari larutan penyangga
5.      Terampil dalam menggunakan alat dalam penentuan sifat larutan penyangga
D.     Materi Pembelajaran
Sifat larutan penyangga atau Buffer
E.     Pendekatan, Model, dan Metode pembelajaran
Pendekatan                        : Scientific Approach
Model                    : Inkuiri terbimbing
Metode                  : Eksperimen, Diskusi, Review

F.      Media, alat dan Sumber belajar
Media :PPT, LKS
Alat : LCD, alat praktikum, spidol
Sumber Belajar :
Sutresna, Nana. 2013. Cerdas Belajar Kimia. Bandung: Grafindo Media Pratama
G.    Langkah-langkah Pembelajaran


Kegiatan
Waktu
A.     Pendahuluan
1)    Siswa merespon  salam dan pertanyaan dari guru berhubungan dengan kondisi ,absensi
2)    Sebagai apersepsi untuk mendorong rasa ingin tahu dan berpikir kritis,
3)    Guru bertanya mengenai pH dari HCl ketika diencerkan sebanyak 10 kali? Berkurang
4)    Guru bertanya bagaimana pH NaOH yang diencerkan hingga sepuluh kali ? berkurang
5)    Kalau ditambahkan sedikit asam dan atau sedikit basa, gimana pHnya ? bertambah dan berkurang
6)    Adakah larutan yang ketika diencerkan memiliki pH yang tetap?
7)    Nah pada hari  ini kita akan mencari tahu adakah larutan atau campuran yang memiliki sifat-sifat yang demikian
Guru menjelaskan topik yang akan dibahas : sifat larutan penyangga
8)    Siswa menerima tujuan, pembelajaran yang akan dilaksanakan

10’
B.     Kegiatan Inti Guru
1.      Guru membagikan lembar kerja siswa dan membagi siswa perkolompok yang heterogen dalam hal  kemampuan.
Mengamati
2.      Guru memperkenalkan alat, fungsi dan cara menggunakannya
Observasi
3.      Siswa melakukan percobaan sesuai dengan prosedur yang ada dalam LKS.
Mengumpulkan Data
4.      Siswa mulai percobaaan pertama yaitu dengan mengukur volume larutan yang akan diambil, dan memasukan dalam gelas kimia siswa yang lain menyiapkan indikator universal.
5.      Siswa memasukkan indikator ke dalam larutan yang telah diukur untuk menentukan pH awal larutan.
6.      Guru mengamati kerja masing-masing kelompok dan menilai pada lembar penilaian.
7.      Siswa memasukkan ke masing-masing gelas kimia sebanyak 10 ml larutan NaCl 0,1 kemudian masing-masing gelas ditambahkan HCl 0,1 M, NaOH 0,1 M dan 10 ml aquades. Kemudian mengukur pH masing-masing gelas dengan menggunakan indikator universal.
8.      Siswa yang lain mencatat hasil pengamatan
9.      Siswa melakukan percobaan kedua dengan cara kerja sama seperti percobaan pertama dimana siswa yang lain mengamati dan mencatat hasil pengamatan.
Mendiskusikan
10.  Guru mempersilahkan siswa untuk berdiskusi kembali untuk menjawab pertanyaan dalam LKS
11.  Guru menilai sikap siswa dalam kegiatan berkelompok
Mengkomunikasikan
12.  Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok mengenai jawaban pada percobaan yang telah dilakukan.
13.  Guru memberikan penilaian atas hasil kerja kelompok dan menilai siswa dalam berkomunikasi lisan serta penampilan saat persentasi
Mengasosiasi
14.  Guru menyilahkan siswa untuk mendiskusikan mengenai pertanyaan selanjutnya dalam LKS dengan membaca materi ajar yang telah dibagikan.
15.  Siswa kembali berdiskusi untuk menjawab pertanyaan selanjutnya dalam LKS
16.  Guru menyilahkan masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi sambil menilai hasil diskusi siswa
17.  Guru menambahkan jawaban yang dirasa kurang dengan menampilkan materi yang dianggap kurang dipahami di layar slide






40’


mengamati, menanya, mencari informasi, mengasosiasi dan mengomunikasikan,


































15’





C.     Penutup
·      Guru menunjuk beberapa siswa untuk menyimpukan tentang apa yang dipelajari (menarik kesimpulan)
·      Guru memberikan Post test mengenai materi yang telah diberikan
·      Guru memberikan tugas baca bagi siswa untuk materi berikutnya

5’



10’




H.    Penilaian
No
Aspek
Mekanisme dan Prosedur
Instrumen
Keterangan
1.
Sikap
-          Observasi Kerja Kelompok
- Lembar Observasi

2.
Pengetahuan
-          Tes Tertulis
-          Soal Post test

3.
Ketrampilan
-          Kinerja Presentasi
-          Laporan LKS
-          Kinerja Presentasi
-          Rubrik Penilaian


I.       Lampiran
1.      Lembar penilaian
2.      Kisi-kisi
3.      Post Test
4.      Kunci Jawaban Post Test
5.      Bahan Ajar
6.      LKS
7.      Kunci Jawaban LKS


Yogyakarta .....................
Kepala SMA Negeri ........                                            Guru Mata Pelajaran KIMIA
                                                                                   

                                               
............................                                                        Zaenal Arifin, S.Pd
NIP. ........................                                                    NIM. 14325299026