Sabtu, 09 April 2011

Belajar dari Pelangi

Tidak selamanya pelangi yang terbentuk dari hujan dan panas matahari terlihat begitu jelas, terkadang warnanya tidak mencolok dibandingkan hujan yang begitu deras dengan matahari yang tidak terlalu nampak. Terkadang panas yang begitu menyengat dengan hujan yang rintik-rintik menghasilkan pelangi yang begitu indah, dan terkadang juga sebaliknya. Namun pernahkah engkau memperhatikan pelangi itu ketika ia menampakkan dirinya dilangit. Ana yakin bahwa kita jarang untuk memperhatikannya, padahal itu adalah salah satu daripada tanda-tanda kekuasaan Robbul Izzati Yang Maha Pencipta, terlebih mengucapkan tasbih akan kebesaran dan Maha Agungnya Tuhan yang telah menciptakan pelangi itu.

Begitupula dengan kehidupan kita sebagai insan manusia yang tidak lain hanyalah diciptakan untuk beribadah menyembah-Nya. Hampir tidak ada anak cucu adam yang terlepas dari dinamika kehidupan, apakah itu kesulitan maupun kemudahan. Allah menciptakan kesulitan dan kemudahan dengan berjalan beriringan bukan di belakang ataupun di depan. Sebagaimana Allah berfirman yang artinya "Karena Sesungguhnya bersama kesulitan itu kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan itu kemudahan."(QS. Al Insyirah :5-6).
Allah menyebutkan bersama kesulitan itu kemudahan sebanyak dua kali yang menandakan suatu penegasan-Nya. Maka pernahkah kita merasakannya???
Perumpamaan kesulitan itu adalah hujan dan panas matahari adalah kemudahan, maka dibutuhkan keduanya untuk melihat pelangi.
Yaa begitulah kehidupan ini.
Terkadang ketika musibah datang menimpa, kita merasa bahwa kitalah orang yang paling sial, kitalah orang yang paling menderita, sampai – sampai terbetik dalam fikiran kita bahwa mengapa hal ini terjadi pada kita dan mengapa kemudahan itu tak kunjung datang,. Padahal saudaraku sekalian bukankah lebih banyak kemudahan yang kita rasakan daripada kesusahan. ….? Coba kita renungkan berapa banyak nikmat yang Allah berikan kepada kita dibandingkan kesulitan yang Allah berikan kepada kita.
Siapakah orang yang lebih sulit dalam berdakwah dibandingkan dengan Nabi Nuh Alaihissalam yang berdakwah selama 950 tahun…?
Siapakah orang yang lebih berat mendapatkan cobaan bila dibandingkan dengan Nabi Ayyub Alaihissalam selama 80 tahun ditimpa penyakit yang ganas bahkan seluruh sanak saudaranya meninggalkannya, anak – anaknya diambil oleh Allah Azza Wajalla bahkan tinggal bibir dan hatinya yang tidak terkena penyakit ???
Namun Nabi Nuh Alaihissalam tetap bersabar, Nabi Ayyub Alaihissalam tetap bersabar, dan dengan kedua anggota tubuhnyanya yaitu Hati dan Bibirnya tidak terlepas dari berdzikir kepada Allah Azza Wa jalla
Maka tidak sepatutnyalah bagi kita untuk berkeluh kesah atas apa yang telah menimpa kita, karena itu semua tidak sebanding atau setara dengan ujian yang dihadapi oleh para Nabi dan Rasul serta Umat-umat terdahulu.
إعلم أنّ كلّ نعمة دون الجنّة فانية وأنّ كلأّ بلاء دونالنّر عافية
"Ketahuilah sesungguhnya setiap nikmat di dunia selama nikmat itu bukan surg maka akan sirna, dan sesungguhnya setiap musibah selama bukan neraka maka itu adalah kebaikan".
Maka lihatlah pelangi kehidupan yang pasti akan datangnya. Karena susah dan senang itu adalah suatu ujian.
"Sungguh besarnya pahala itu setimpal dengan besarnya cobaan, sungguh apabila Allah mencintai suatu kjaum maka Allah Akan memberikannya cobaan" (HR. At Tirmidzi)
Maka dengan ujian itu akan nampak siapakah yang benar-benar beriman Kepada Allah dan Takdir-Nya, dan dengan itu akan mempertinggi derajatnya disisi Allah Azza Wa Jalla.
Maka ucapkanlah SELAMAT DATANG KEPADA KESUSAHAN DAN KEMUDAHAN YANG TIDAK LAIN ITU ADALAH UJIAN.

Wallahu A'lam Wal Musta'an.
Sungguminasa, 28 /4 /1432 H
3 April 2011, Sungguminasa
Di bawah langit yang terus mengguyurkan hujannya
By: Abu Hudzaifah Al Faruqy.

0 komentar:

Posting Komentar