Jumat, 20 Februari 2009

RENUNGAN

TETAPLAH DISINI



Saudariku…

Bersyukurlah atas petunjuk Allah yang telah menuntun kaki kita menapaki jalan hidup bersama kafilah dakwah ini.

Sungguh… inilah nikmat yang teramat mahal harganya. Nikmat yang tak ada bandingannya. Karena dengan nikmat inilah kita bisa merasakan kesenangan menuai kebersamaan di atas jalan dakwah.

Karena nikmat Allah itu kita bisa mengecap manisnya sebuah pengorbanan, nikmatnya kesempitan, lapangnya sebuah pengorbanan, nikmatnya kesempitan, lapangnya kesulitan yang tak dirasakan oleh orang lain.

Begitulah janji Allah kepada hamba-hambanya yang berjalan di jalannya, dalam qur’an surah Muhammad ayat 7 :

Wahai orang-orang yang beriman, jika kalian menolong agama Allah, niscaya Alah akan menolong kalian dan akan meneguhkan kedudukan kalian.


Karena itu Saudariku…

Menempuh jalan ini jelas bukan perkara mudah.

Kita perlu bekal, bekal yang dapat mengecilkan semua kesulitan. Bekal yang dapat menebus dagangan Allah yaitu syurganya, sebagaimana Allah berfirman dalam qur’an surah At-Taubah ayat 111.

Sesungguhnya Allah membeli dari orang-orang mukmin, baik diri maupun harta mereka dengan memberikan syurga untuk mereka. Mereka berperang di jalan Allah, sehingga mereka terbunuh atau terbunuh, (sebagai) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Qur’an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya selain Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan demikian itulah kemenangan yang agung”


Saudariku… yang kucintai karena Allah

Renungkanlah dalam-dalam ada tiga bekal yang harus kita miliki sepanjang perjalanan ini. Bekal paling utama adalah keikhlasan, bagaimana saudariku apakah keikhlasan itu ada pada dirimu? … Bekal kedua adalah ilmu, dan ilmu ini kita dapatkan lewat tarbiyah-tarbiyah kita. Dari tarbiyah inilah muncul sesosok Abu Bakar Ash-Shiddiq yang rela mengorbankan seluruh hartanya untuk jalan dakwah ini. Lewat tarbiyah ini pula lahir seorang Mus’ab bin Umair yang rela meninggalkan orang tuanya dan segala kekayaannya demi Allah dan Rasul-Nya. Dan Bekal yang ketiga adalah saling menasehati.

Bukankah Allah Subhanahu Wata’ala dalam surah Al-Asr berkata.

Demi masa sesungguhnya manusia dalam kerugian kecuali orang-orang yang beriman dan berbuat kebajikan serta saling nasehat-menasehati dalam kebenaran dan kesabaran”


Saudariku… teman seperjuanganku

Allah masih menghimpun kita dalam kebersamaan di jalan ini. Bersama dalam cita-cita dan harapan. Bersama dalam lantunan do’a dan pinta. Bersama dalam beribadah, bertasbih, dan berdzikir. Inilah karunia hidup yang sangat mahal, setelah hidayah dan keimanan pada Allah kepada kita. Semoga kebersamaan ini adalah bukti kesetiaan kita pada petunjuk Allah Subhanahu Wata’ala. Kebersamaan yang tak pernah lekang oleh terik panas matahari, kesetiaan yang tak pernah luluh oleh terpaan masa.


Saudariku, para tentara-tentara Allah…

Mari lanjutkan iringan langkah kita. Bersama-sama menuntun dan saling memberi pelita agar langkah kita tidak menyimpang dari jalan yang benar. Bersama-sama saling memompa semangat agar tekad kita terpelihara sampai tujuan hidup akhir.

Wahai para mujahidah-mujahidah Allah…

Perjalanan panjang hanya bisa ditempuh dengan keseriusan dan berjalan waktu malam. Jika seorang musafir menyimpang dari jalan, dan menghabiskan waktu malamnya untuk tidur, kapan ia akan sampai ke tujuan?


Untuk itu…

Tetaplah disini saudariku.

Di jalan keimanan.

Di jalan keislaman.

Tetaplah bersama-sama meniti jalan ini sampai usai.

Kita semua mungkin telah letih.

Karena perjalanan ini amat panjang dan amat berliku. Tapi, tetaplah disini dan jangan menjauh. Yakinlah, kenikmatan yang kita reguk di jalan ini, jauh lebih banyak ketimbang yang dilakukan orang-orang yang lalai. Keindahan yang ktia alami disini, sangat lebih indah daripada keindahan yang kerap dibanggakan oleh mereka yang jauh dari jalan ini. Jangan berharap atau tertipu dengan fatamorgana kenikmatan, keindahan, kebahagiaan, dan semua yang telah kita lihat dari orang-orang yang jauh dari tuntunan Allah.

Tetaplah Disini.

0 komentar:

Posting Komentar