Senin, 26 Januari 2015

Menjemput Hidayah.

Bismillah. 
Sekedar mengisi waktu ketika sore kunyalakan televisi dan melihat sebuah acara di salah satu stasiun swasta membahas tentang hidayah. Hidayah berarti petunjuk, dalam hal hidayah pasti akan berkaitan dengan bagaimana hidayah itu bisa datang. Yang kata orang bahwa hidayah itu amat susah untuk mendapatkannya.

Benar, bahwa tidak semua orang mendapatkan hidayah, bersyukurlah bagi kita yang dilahirkan dari seorang ibu muslim, yang dengan kedua orangtua kita mampu menuntun kita untuk tetap berada dijalan yang lurus ini (Islam). Namun tak semua orang beruntung dilahirkan dari keluarga muslim, dan kedua orangtuanyalah yang akan membentuk karakter dari pribadi anak dan kepercayaannya. 

Tidak sedikit pula yang ketika mereka dewasa, mampu mendapatkan hidayah dengan berbagai jalan dan liku kehidupan yang dialaminya. Tetapi ada beberapa kasus menyesakkan hati ketika hidayah yang telah Allah Subhanahu Wa Ta'ala berikan ia tukarkan dengan kesenangan dunia yang fana. Ia tergiur dengan fitnahnya dunia, dengan anak-anaknya, istri, suaminya bahkan hartanya dan ia menanggalkan cahaya hidayah yang telah Allah berikan kepadanya, seperti beberapa artis yang belakangan telah redup pamornya dan mereka yang berada di daerah pedalaman yang hanya ditukar dengan 1 Dus Indomie. Wa Naudzubillah

"Mereka itulah orang-orang yang membeli kesesatan dengan hidayah (petunjuk) dan siksa dengan ampunan. Maka alangkah beraninya mereka menentang api neraka" (Qs. Al Baqarah :175)

Kalaupun seandainya hidayah itu dapat dibeli maka tentulah Nabi Muhammad Shalallahu 'Alahi Wa Sallam membelinya untuk pamannya Abu Thalib yang sangat berjasa kepada beliau. Namun bacalah dalam sirah bagaimana akhir riwayat dari paman Rasululah tersebut, yaitu tetap berpegang teguh pada agama nenek moyangnya.

Hidayah tidak hanya diartikan kepada nikmat islam saja, tetapi secara luas juga berarti taufiq. Kaum muslimin yang hidup sekarang berada pada masa dimana keimanan sangat sulit di jaga. boleh jadi pagi hari ia beriman, tetapi malam harinya ia kafir, bahkan sebaliknya. Masa ketika fitnah merajalela, korupsi, penipuan, pencurian, pembunuhan, perampokan, pemerkosaan dan masih banyak lagi yang tengah terjadi dalam kehidupan sekarang ini, tak lebih karena keimanan yang terus menggerogoti diri-diri kita. bahkan mengumbar auratpun banyak terjadi di kehidupan masyarakat. tidak hanya perempuan saja, laki-lakipun telah terkena fitnahnya walaupun tidak sebesar yang terjadi di kalangan perempuan. 

Ketika mereka (perempuan yang mengumbar aurat) ditanya mengapa ? jawaban diplomatisnya adalah karena belum mendapatkan hidayah, lagi menunggu hidayah, nanti saja kalau sudah tua, dan sebagainya. Padahal semenjak kapan hidayah bisa datang dengan sendirinya,  kalau bukan karena usaha kita untuk menjemputnya, maka itu mustahil. Jemputlah hidayah itu selagi kita masih mampu, jangan sampai hidayah (kematian) yang lebih mendahului kita sebelum kita benar-benar berubah menjadi lebih baik. Berusahalah,  hadirilah kajian-kajian keislaman, bertemanlah dengan orang-orang yang sholeh/ah, minimal engkau akan mendapatkan kebaikan dari mereka, nasehat mereka serta saling menguatkan dalam keistiqomahan dalam menjalankan islam yang Kaffah.

Wallahu A'lam  wal Musta'an

5 Rabiul Akhir 1436 H/ 26 Januari 2015 11:44pm

Ibn Abdillah Al Kadiry


0 komentar:

Posting Komentar